Senin, 25 Februari 2013

BERPALINGNYA PARA SAHABAT STELAH WAFATNYA RASULULLAH SAWW


Rasulullah saw bersabda : “Siapa yang meninggal dan tidak mengenal (berbaiat) imam zamannya maka matinya , terhitung sebagai matinya orang yang dalam keadaan jahil(kafir).” {Syarkh Maqashid jilid 5 halaman 239, dan Syarkh fighi al-Akbar halaman 179 dan di kitab-kitab lain ahlu sunnah maupun syiah.}
Rasulullah saw berkata kepada sayidah Fatimah (putrinya) : “sesungguhnya Allah swt tidak akan mengadzabmu dan tidak akan mengadzab satupun dari anak-anakmu”{al-Mu’jam al-Kubra jilid 11 halaman 210 dan al-Shawaiq al-Muhriqah halaman 160 dan 235
Serta banyak dari kitab-kitab syiah dan kitab-kitab sunni yang lain.}
Rasulullah saw bersada : “Fatimah adalah bagian dariku siapa yang telah membuatnya marah maka telah membuatku marah” {shahih al-Bukhari hadis ke 3510 dan di seluruh kitab-kitab sunni dan syiah}

Minggu, 24 Februari 2013

TENTANG PERANGAi ABUBAKAR YANG SEBENARNYA, DiRIWAYATKAN DARi AHLUSUNNAH :


1.  Hadis tentang  Rasul tidak mau bersaksi kepada Abubakar sebagaimana beliau bersaksi pada para syuhada di perang uhud. Rasul saw kemudian berkata kepada Abubakar : “Sungguh aku       tidak tahu apa yang akan kau lakukan sepeninggalku”. Dan kemudian Abubakar menangis.
Referensi  Ahlusunnah : Imam Malik, dalam “Al-Muwatta’”, kitab “Jihad”. [Lihat Catatan Kaki no.  38]
2.   Allah mengancam menggugurkan amal Abubakar dan Umar.
Allah berfirman dalam [Q.S. Al-Hujurat 2], tentang larangan untuk meninggikan suara melebihi      suara Rasul saww, dan Allah mengancam menggugurkan amal orang yang melakukannya.     Asbabun nuzul Ayat ini adalah Abubakar dan Umar yang saling berdebat dengan suara keras di    hadapan Rasul saw.
Referensi  Ahlusunnah :

Fatimah puteri Nabi SAW dikuburkan sembunyi-sembunyi di tengah kegelapan malam sebagai bukti sejarah YANG MEMBENARKAN MAZHAB SYi’AH

Abubakar  dan  Aisyah  Memalsukan Hadis Tentang Ketiadaan  Hak Fatimah  Atas  warisan KEBUN  FADAK..
.
Motifnya ???
.
1. Agar imam Ali dan Fatimah terlunta lunta sehingga gagal membangun pasukan pemberontak..
2. Kebun FADAK diperlukan sebagai modal menghadapi  kaum murtad
Kenabian Nabi Muhammad sama dengan kenabian Nabi Musa.
Alkisah Nabi Musa pernah dikhianati oleh Samiriy. Samiriy artinya adalah berbisik-bisik atau sekolompok orang yang berbisik-bisik untuk bermakar ria. Nabi Harun AS diam karena takut terjadi perpecahan
Hal Ini juga sama terjadi pada diri Nabi Muhammad yang dimana beberapa orang sahabatnya berbisik-bisik untuk merebut kekuasaan Imam ‘Ali AS ketika Nabi sedang menghadapi hari-hari terakhirnya.
Imam ‘Ali mengetahui hal tersebut tapi diam saja, semata-mata agar tidak terjadi perpecahan dikalangan umat, hal ini sangat sesuai dengan sikap Nabi Harun AS.

Hadis Yang Menjelaskan Siapa Ahlul Bait Yang Disucikan Dalam Al Ahzab 33


Di dalam Al Quran, terdapat sebuah ayat yang cukup fenomenal dan menjadi kontroversi di antara pengikut Wahabi dan Pengikut Syiah. Syiah meyakini bahawa Ayatul Tahthir, surah Al Ahzab, ayat 33, yang diturunkan kepada Ahlulbait(as) bukannya turun untuk ister-isteri Nabi, manakala para Wahabi pula memegang pendapat bahawa ayat ini adalah untuk isteri-ister Nabi. Mengikut perkembangan zaman, kerana mereka tidak dapat mempertahankan hujah mereka, kini mereka datang membawa penafsiran baru, iaitu, Ayatul Tathir sebenarnya diturunkan untuk isteri Nabi, tetapi Rasulullah(sawa) memperluaskan maksudnya Ahlulbait(as) agar ia meliputi Imam Ali, Fatimah, Imam Hassan dan Imam Hussain(Solawat ke atas mereka semua)
Di dalam perbahasan ini, saya akan membuktikan bahawa hujah dan penafsiran mereka ini adalah keliru, dan kebenarannya adalah Ayatul Tathir hanya diturunkan kepada Ahlulbait(as) yang tidak termasuk isteri-isteri Nabi. Tentu sahaja, untuk membuktikan kebenaran ini, saya akan bawakan dalil dan hujah sahih dari sumber Sunni, untuk membuktikan kejahilan mereka.

Kemaksuman para Imām dalam hadith Rasulullah (s.a.w):


Terdapat banyak riwayat-riwayat di dalam kitab-kitab Syiah dan Sunni yang menyabitkan kemaksuman para Imām Ahlul Bayt. Antara hadis tersebut ialah «ثقلين» dan «على مع الحق».
Hadis Al-Thaqalayn
Hadis Thaqalayn merupakan riwayat yang mutawātir di dalam kitab Ahlusunnah yang paling Ṣaḥīḥ dan ulama Sunnī turut mengistiharkan keṣaḥīḥannya.
Ahmad bin Ḥanbal di dalam musnadnya menulis:
حدثنا عبد اللَّهِ حدثني أبي ثنا بن نُمَيْرٍ ثنا عبد الْمَلِكِ بن أبي سُلَيْمَانَ عن عَطِيَّةَ العوفي عن أبي سَعِيدٍ الخدري قال قال رسول اللَّهِ (ص) اني قد تَرَكْتُ فِيكُمْ ما ان أَخَذْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوا بعدي الثَّقَلَيْنِ أَحَدُهُمَا أَكْبَرُ مِنَ الآخَرِ كِتَابُ اللَّهِ حَبْلٌ مَمْدُودٌ مِنَ السَّمَاءِ إلى الأَرْضِ وعترتي أَهْلُ بيتي الا وانهما لَنْ يَفْتَرِقَا حتى يَرِدَا عَلَىَّ الْحَوْضَ.
الشيباني،  ابوعبد الله أحمد بن حنبل (متوفاى241هـ)، مسند أحمد بن حنبل، ج3، ص59، ح11578، ناشر: مؤسسة قرطبة – مصر.
Abū Saʽid al-Khudrī mengatakan: Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian, dua perkara beharga yang menyebabkan kalian tidak akan sesat selama-lamanya dengannya setelah pemergianku. Salah satu daripada keduanya lebih besar dari kitab yang lain, iaitu kitab Allah sebagai tali yang berhubungan dari langit ke bumi. Dan Itrah Ahlulbaitku, keduanya tidak akan berpisah sehingga menemuiku di Al-Ḥawd. – Al-Shaybānī, Abū ʽAbdiLlah Aḥmad bin Ḥanbal (meninggal pada tahun 241 Hijrah), Musnad Aḥmad, jilid 3 halaman 59.
Ibnu Kathir Dimashqī di dalam tafsirnya mengatakan tentang riwayat ini sebagai berikut:

ULIL AMRI: APAKAH ITU ARTINYA PARA PEMIMPIN MUSLIM?


يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الله والرسول إن كنتم تؤمنون بالله واليوم الآخر ذلك خير وأحسن تأويلا
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah  dan Rasul, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An-Nisaa: 59)
.
Banyak dari saudara-saudara kita dari kalangan Ahlus Sunnah yang cenderung untuk menerjemahkan “ulil amri” sebagai “para pemimpin diantara kalian” yaitu para pemimpin yang ada di kalangan kaum Muslimin. Terjemahan atau tafsiran ini tidak didasarkan atas akal sehat atau logika melainkan atas dasar kejadian-kejadian yang pernah terjadi di kalangan kaum Muslimin. Mayoritas kaum Muslimin menjadi pendukung kekuasaan monarki beserta para pemimpin yang dilahirkan darinya. Kaum muslimin dipaksa sejarah untuk menafsirkan dan menafsirkan ulang ayat-ayat Al-Qur’an hanya demi menggembirakan dan menyenangkan hati para pemimpin Muslim yang sedang berkuasa.

Ayat Wilayah, Ketika Imam Ali as Bersedekah Cincinnya Sambil Ruku


Menjelang Zuhur, suasana masjid Madinah dipenuhi dengan maknawiyah dan spiritual. Orang-orang sedang sibuk beribadah di dalam masjid. Sebagian ada yang membaca al-Quran dan sebagian lain ada yang berdoa. Sebagian dalam keadaan berdiri dan sebagian lain dalam keadaan sujud mengagungkan kebesaran ilahi. Alunan doa dan munajat kepada Allah menarik perhatian setiap orang yang baru masuk.

NABI MUHAMMAD SAW, MANUSA SEMPURN

Bangsa Quraisy

Bangsa Quraisy dipandang sebagai salah satu bangsa yang dihormati dan disegani di antara bangsa-bangsa yang ada di semenanjung Arabia. Quraisy sendiri terbagi ke dalam berbagai suku. Bani Hasyim adalah salah satu suku terhormat di antara suku-suku yang ada. Qushai bin Kilab adalah nenek moyang mereka yang bertugas sebagai penjaga Ka'bah.
Di tengah warga Makkah, Hasyim dikenal sebagai orang yang mulia, bijaksana, dan terhormat. Ia banyak membantu mereka, memulai perniagaan pada musim dingin dan musim panas supaya mereka mendapatkan penghidupan yang layak. Atas jasa-jasanya, warga kota memberinya julukan "sayid" (tuan). Julukan ini secara turun-temurun disandang oleh anak keturunan Hasyim.
Setelah Hasyim, kepemimpinan bangsa Quraisy dipercayakan kepada anaknya yang bernama Muthalib, kemudian dilanjutkan oleh Abdul Muthalib.

Kemaksuman imam syi’ah dalam ayat Taṭhīr, ayat Ūlī Al-’Amr QS An-Nisaa 59 dan Surah Al-Baqarah ayat 124.

Kemaksuman Ahlulbait Dari Sudut Naqli dan Aqli



Takrif kemaksuman menurut Syiah:Sebelum memasuki perbahasan penyabitan kemaksuman, perlulah kita mengenal dengan lebih terperinci takrif kemaksuman menurut pandangan Syiah.Kemaksuman dari segi bahasa ialah tegah, menjaga dan memelihara, Jauhari di dalam Aṣ-Ṣiḥāḥ al-Lughah menulis:
والعصمة: المنع. يقال: عصمه الطعام، أي منعه من الجوع… والعصمة: الحفظ… واعتصمت بالله، إذا امتنعت بلطفه من المعصية.
الجوهري، إسماعيل بن حماد (متوفاي303هـ)، الصحاح تاج اللغة وصحاح العربية، ج5 ص1986، تحقيق: أحمد عبد الغفور عطار، ناشر: دار العلم للملايين ـ بيروت، الطبعة الأولى.
Kemaksuman bermaka mencegah, ʽIṣmuhul Ṭaʽām, iaitu mencegahnya dari kelaparan, dan kemaksuman ialah penjagaan, Iʽtaṣamat biLlah ialah ketika ia dijaga daripada maksiat dengan kemurahan-Nya. – Al-Jauhari, Ismaʽīl bin Ḥammād (meninggal pada tahun 303 Hijrah), Aṣ-Ṣiḥāḥ Tāj Al-Lughah wa Ṣiḥāḥ al-ʽArabiyyah, jilid 5 halaman 1986.