Senin, 10 Desember 2012

pada detik-detik terakhir kehidupannya, Rasulullah tidak lagi dihormati bahkan di rumahnya sendiri beliau tidak diperkenankan menulis surat wasiat

 Hadis Ini Memaksaku Menjadi Syiah


قَالَ رَسُوْلُ اللهِ (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ):
إِنِّيْ تَارِكٌ فِيْكُمُ الثَّقَلَيْنِ: كِتَابَ اللهِ وَ عِتْرَتِيْ أَهْلَ بَيْتِيْ، مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا أَبَدًا، وَ إِنَّهُمَا لَنْ يَفْتَرِقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحْوَضَ.
Rasulullah Saw. bersabda: “Aku tinggalkan dua pusaka untuk kalian, dimana bila kalian berpegang teguh pada keduanya niscaya kalian tidak akan tersesat; yaitu Kitab Allah dan Ahlul Baitku. Sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah sehingga berjumpa denganku di telaga (Kautsar).”
(Shahîh Muslim, jilid 7, hal. 122; Sunan ad-Dârimî, jilid 2, hal. 432; Musnad Ahmad, jilid 3, hal. 14, 17, 26, 59, jilid 4, hal. 366, 371, jilid 5, hal. 182; Mustadrak al-Hâkim, jilid 3, hal. 109, 148, 533)
.

12 khalifah stelah Rasulullah adalah 12 imam syi’ah .

Pembuktian Teologis atas Konsep Mahdiisme Menurut Ahlul Bait a.s.
Argumentasi teologis atas konsep Mahdiisme terungkap dalam ratusan riwayat yang datang dari Rasulullah yang menunjukkan penentuan Imam Mahdi a.s. dan bahwa beliau dari Ahlul Bait a.s.
Pembuktian Teologis atas Konsep Mahdiisme Menurut Ahlul Bait a.s.
Argumentasi teologis atas konsep Mahdiisme terungkap dalam ratusan riwayat yang datang dari Rasulullah[1] yang menunjukkan penentuan Imam Mahdi a.s. dan bahwa beliau dari Ahlul Bait a.s.[2]
 Dinyatakan juga bahwa beliau adalah dari ke-turunan Fathimah a.s.[3], dari keturunan imam Husain a.s.[4], keturunan ketujuh dari imam Husain a.s.[5], dan bahwa beliau adalah khalifah dan pengganti Rasulullah adalah 12 orang.[6]
Lima kelompok dan kategori riwayat ini,[7] satu sama lain berlomba menjelaskan konsep Mahdiisme dan mendefinisikan Imam Mahdi a.s. Sedang yang perlu dicermati di sana adalah analisis atas hal tersebut dari topik umum ke topik yang lebih khusus sehingga sampai kepada topik penentuan personal.
Sahid Baqir Shadr ra. menggarisbawahi riwayat-riwayat tersebut dan mengatakan: ”Riwayat ini sangat-lah banyak dan tersebar, kendati para imam telah berhati-hati untuk memaparkan konsep ini pada konteks umum, sebagai upaya penyelamatan bagi pelanjut mereka (Imam Mahdi a.s.) dari konspirasi dan pembunuhan”[8].

Syiah Ali, Sebaik-baik Makhluk


Pada tafsir Tabari, jilid 30 hal. 171 diriwayatkan dari Ibnu Hamid mengatakan bahwa, Isa bin Farqad dari Abil Jarud dari Muhammadi bin Ali, Rasulullah saww ketika ditanya siapakah khairul bariyyah itu, beliau saww menjawab,:”Hum anta, wa syi’atuka….Engkau ya Ali dan Syiahmu ( pengikutmu)”. Sementara riwayat lain menyebutkan, Jabir bin Abdullah Anshari ra berkata ketika ayat ‘khairul bariyyah’ turun, Nabi saww menghadap kepada Ali as dan berkata, “Hum anta, wa syi’atuka, taridu ‘alayya wa syi’atuka radhiina mardiyyiina, (maksud dari khairul bariyyah) adalah kamu (Ali) dan pengikutmu, di hari kiamat kamu dan syiahmu masuk bersama saya dalam keadaan Allah ridha kepadamu, dan kamu ridha kepada Allah.” Riwayat ini terdapat dalam kitab Syawahid at Tanzil, oleh Imam Al-Hakim An-Naisyaburi, pada jilid 2 hal. 360.
Sungguh orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhan-nya.” (Qs. Al-Bayyinah [98]: 7-8)

Salasilah Imam-Imam Syiah


Sabtu, 08 Desember 2012

Tafsir Surah Al-Fatihah versi syi’ah


Tafsir Surat Al-Fatihah Ayat 1-7
Tafsir Surat Al-Fatihah Ayat 1-7
.
بسم الله الرحمان الرحیم
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Sejak dahulu sudah menjadi kebiasaan di kalangan umat manusia bahwa ‎pekerjaan-pekerjaan penting selalu dimulai dengan menyebut nama para ‎pembesar mereka untuk mendapat berkah darinya.
Umpamanya, para penyembah ‎patung atau berhala, mencari berkah dengan nama atau dengan kehadiran para ‎kepala negara. Akan tetapi, Zat yang lebih besar diantara segala sesuatu yang ‎besar adalah Allah SWT dimana kehidupan segala sesuatu yang hidup ini bermula ‎dari-Nya.‎

KATA-KATA MUTIARA DR MAKSUMIN


Muhammad al-Baqir bin Ali bin Husain (676–743), (Bahasa Arab: محمد ألباقر إبن علي) adalah imam ke-5 dalam tradisi Islam Syi’ah Imamiyah, sedangkan menurut Ismailiyah, ia merupakan imam ke-4. Dia lahir pada tanggal 1 Rajab 57 Hijriyah, di Madinah. Ayahnya adalah Imam Ali Zainal Abidin dan ibunya adalah Fatimah binti Hasan bin Ali. Dia mendapatkan penghormatan yang tinggi di kalangan Sunni karena pengetahuan agamanya.
Saya kumpulkan beberapa petuah dan nasehatnya Imam Baqir as, seorang imam yang memiliki ilmu yang tinggi yang banyak disegani oleh banyak kalangan. Inilah kata-kata mutiara beliau, semoga dapat bermanfaat.
“Kesempurnaan yang paling sempurna adalah tafakkuh (mendalami) agama, sabar menghadapi musibah dan ekonomis dalam mengeluarkan biaya hidup”.
———————————————————————————–
“Kuwasiatkan lima hal kepadamu:
1. jika engkau dizalimi, jangan berbuat zalim,
2. jika mereka mengkhianatimu, janganlah engkau berkhianat,
3. jika engkau dianggap pembohong, janganlah marah,
4. jika engkau dipuji, janganlah gembira, dan
5. jika engkau dicela, kontrollah dirimu

Jumat, 07 Desember 2012

Sabda Rasulullah Saww



لامُظاهَرَةَ أحسَنُ مِنَ المُشاوَرَةِ

1-Tidak ada perlindungan yang lebih baik daripada musyawarah
ً
يا عَليُّ! عَلَيكَ بِالصِّدقِ ولاتَخرُج مِن فيكَ كِذبَةٌ أبَداً ولاتَجتَرِئَنَّ عَلى‏ خِيانَةٍ أبَدا


2-Wahai Ali, hendaklah engkau berkata benar dan jangan sekali-kali engkau berdusta dan berani untuk berkhianat.

Senin, 03 Desember 2012

dua khalifah umat islam yakni al-Quran dan al- ‘itrah ath-thahirah (keturunan Nabi Saw yang suci). Mereka (Ahlulbait) sejajar dengan Kitabullah



Hadis Tsaqalain
Nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya aku meninggalkan kepada kalian tsaqalain (dua peninggalan yang sangat berharga). yaitu: Kitabullah (al-Quran) dan keturunanku Ahlulbaitku, selama kalian berpegang teguh kepada keduanya nisacaya kalian tidak akan sesat selamanya.”
Hadis di atas sangat terkenal sehingga tidak perlu lagi disebutkan sumbernya karena ia diriwayatkan oleh dua golongan, Ahlus Sunnah dan Syi’ah, dan keduanya pun mengakui kesahihan hadis tersebut. Hadis ini dikenal oleh kalangan khusus dan umum, bahkan dihafal oleh anak kecil, orang besar, alim, dan orang bodoh sekali pun.
Akan tetapi, para perawi berselisih dalam redaksi hadis yang mulia ini, namun perselisihan ini tidak mengubah makna dan substansi hadis tersebut.