Islam adalah keduanya (Al Quran dan Ahlul Bait) yang tidak akan
terpisah hingga akhir zaman, hingga kehadiran Ahlul Bait Rasulullah yang
terakhir, Imam Mahdi afs yang dinanti-natikan. Ahlul Bait adalah
madrasah yang paling komplit yang mengandung berbagai khazanah ke-
Islaman. Madrasah ini telah terbukti menghasilkan kader-kader yang
mumpuni dan telah mempersembahkan karya-karya cemerlang bagi kehidupan
umat manusia.
|
Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang ingin hidup seperti hidupku dan wafat seperti wafatku serta masuk ke surga yang telah dijanjikan kepadaku oleh Tuhanku yaitu Jannatul Khuld, maka hendaklah berwilayah kepada Ali dan keturunan sesudahnya, karena sesungguhnya mereka tidak akan mengeluarkan kamu dari pintu petunjuk dan tidak akan memasukkan kamu ke pintu kesesatan” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih Bukhari juz 5, Sahih Muslim juz 2; Adzahabi dalam kitabnya Mizanul I’tidal juz 4; Al-Khawarizmi dalam kitabnya Al-Manaqib, Al-Qunduzi Al-Hanafi dalam kitabnya Yanabi’ al-Mawaddah; Ibnu Hajar Asqalani as-Syafi’i dalam kitabnya Al-Ishabah juz 1)
Rasulullah saw bersabda, “Wahai manusia! Hormatilah Ali karena Allah telah mengkaruniakan kelebihan kepadanya. Terimalah Ali karena Allah telah melantiknya untuk kalian. Wahai manusia! Sesungguhnya Ali adalah imam dari Allah. Allah sekali-kali tidak akan menerima taubat seorang yang mengingkari wilayahnya. Dan Allah sekali-kali tidak akan mengampuninya. Sudah pasti Allah akan melakukan hal demikian ini terhadap orang yang menyalahi perintah-Nya mengenainya. Dan Dia akan menyiksanya dengan siksaan pedih yang berpanjangan. Lantaran itu kalian berhati-hatilah supaya kalian tidak menyalahinya. Justru itu kalian akan dibakar di neraka di mana bahan bakarnya adalah manusia dan batu disediakan kepada orang-orang yang ingkar” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Al-Qunduzi al-Hanafi dalam kitabnya Yanabi` al-Mawaddah; al-Khawarizmi dalam kitabnya al-Manaqib; Ibnu Hajar dalam kitabnya Tahdhib al-Tahdhib juz 1)
Rasulullah saw bersabda, “Wahai manusia! Dengan akulah demi Allah, para Nabi dan Rasul yang terdahulu diberi khabar gembira. Aku adalah penutup para Nabi dan Rasul. Akulah hujjah atas semua makhluk di bumi dan di langit. Barangsiapa yang meragukan Ali adalah kafir sebagaimana kafir jahiliyah. Dan barangsiapa yang meragukan sabdaku ini, berarti dia meragukan seluruhnya. Orang yang meragukannya adalah neraka sebagai balasannya” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Al-Qunduzi al-Hanafi dalam kitabnya Yanabi’ al-Mawaddah; al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak juz 3)
Rasulullah saw bersabda, “Ali adalah pemimpin setiap orang yang beriman sesudahku” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih Tirmidzi, juz 5; Al-Qunduzi al-Hanafi dalam kitabnya Yanabi’ al-mawaddah; Al-Khawarizmi al-Hanafi dalam kitabnya Al-Manaqib; Ibnu Hajar dalam kitabnya Al-Ishabah juz 2; An-Nasa’i As-Syafi’i dalam kitabnya Khashaish Amirul Mukminin; Ibnu Asakir as-Syafi’i dalam kitabnya Tarjamah Ali bin Abi Thalib dalam Tarikh Damsyiq juz 1; Ibnu Atsir dalam kitabnya Jami’ al-Ushul juz 9)
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang mati tanpa ketaatan (kepada seorang imam), mati sebagai murtad dan kafir.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Ahmad ibn Hanbal dalam kitabnya Musnad Ahmad, juz 3)
“Barangsiapa yang mati tanpa berbaiat (terhadap seorang imam), maka ia mati sebagai kafir.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih Muslim)
“Barangsiapa mati dan tidak memiliki seorang imam, ia mati sebagai seorang kafir.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Al-Mu’jam al-Kabir juz 10)
“Selama masih ada paling sedikit dua orang (di dunia), persoalan ini (kekhalifahan) tetap berada di tangan Quraisy.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih Muslim, Sahih Bukhari, Musnad Ahmad)
“Barangsiapa yang mati tanpa seorang imam, maka ia mati sebagai kafir.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Musnad Ahmad juz 4)
“Barangsiapa yang mati tidak memiliki imam umatnya, maka ia mati sebagai seorang kafir.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Al-Hakim dalam kitabnya Mustadrak juz 1)
Dari Ali mengatakan bahwa Rasulullah saw ketika menafsirkan ayat al-Qur’an, ‘(ingatlah) suatu hari ketika Kami memanggil setiap orang dengan imamnya’ (QS.Al-Isra:71) beliau bersabda, ‘Setiap kelompok akan dipanggil dengan imam zamannya.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Ad-Durr al-Mantsur juz 4; AL-Qurthubi dalam kitabnya Tafsir)
Jabir berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Akan ada 12 pemimpin dan khalifah.’ Kemudian beliau menambahkan sesuatu yang tidak bisa kudengar. Ayahku berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Semuanya dari golongan Quraisy.’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih Bukhari juz 4; Sahih Muslim; Sahih Tirmidzi; Sunan Abu Dawud; Musnad Ahmad)
Jabir meriwayatkan, “Aku dan ayahku pergi menemui Rasulullah saw. Kami mendengarnya bersabda, ‘Persoalan ini (kekhalifahan) tidak akan berakhir sampai datang 12 khalifah.’ Kemudian beliau menambahkan sesuatu yang tidak kudengar aku menanyakan pada ayahku apa yang Rasulullah saw sabdakan. Beliau saw bersabda, ‘Semuanya dari golongan Quraisy.’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih Muslim)
Rasulullah saw bersabda, “Agama Islam akan tetap berdiri sampai 12 khalifah, yang semuanya dari golongan Quraisy, memerintah atas kamu.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih Muslim; Syarah Nawawi)
Jabir berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Akan ada 12 imam dan pemimpin setelahku.” Kemudian beliau mengatakan sesuatu yang tak dapat kumengerti. Aku menanyakan pada seseorang di sampingku tentang itu. Ia berkata, “Semuanya dari golongan Quraisy’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih At-Tirmidzi juz 2)
Rasulullah saw bersabda, “Terdapat 12 khalifah untuk umat (Islam) ini.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Musnad Ahmad juz 5)
Rasulullah saw bersabda, “Agama ini akan tetap agung sampai datang 12 imam.” Mendengar hal ini, orang-orang mengagungkan Allah dengan berkata Allahu Akbar dan menangis keras. Kemudian beliau saw mengatakan sesuatu dengan suara yang pelan. “Aku bertanya pada ayahku, ‘Apa yang beliau katakan?’ ‘Mereka semua dari golongan Quraisy,’ jawabnya.’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih Abu Dawud juz 2)
Awn mengutip ayahnya Abu Juhayfah sebagai berikut, “Aku dan pamanku sedang bersama Rasulullah saw, ketika itu beliau bersabda, “Urusan umatku akan terus berlalu sampai datang 12 khalifah.’ Kemudian beliau memelankan suaranya. Aku bertanya oleh Rasulullah saw. Ia menjawab, ‘Wahai anakku!’ Rasulullah saw bersabda bahwa mereka semua dari golongan Quraisy’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Mustadrak ‘ala ash-Shahihayn juz 3)
Masyruq berkata, “Kami duduk dengan Abdullah bin Mas’ud, mempelajari al-Qur’an darinya. Seseorang bertanya padanya, ‘Apakah engkau menanyakan kepada Rasulullah saw berapa khalifah yang akan memerintah umat ini?’ Ibnu Mas’ud menjawab, ‘Tentu saja kami menanyakan hal ini kepada Rasulullah saw dan beliau menjawab, ’12, seperti jumlah pemimpin suku Bani Israil.’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Musnad Ahmad juz 1)
Jabir meriwayatkan, “Aku dan ayahku sedang berhadapan dengan Rasulullah saw ketika beliau bersabda, ‘Pemerintahan dan khalifah umat islam ini akan berjumlah 12. mereka tidak akan menderita meskipun orang-orang tidak memberikan pertolongan.’ Dan menambahkan sesuatu yang tidak kudengar. Aku menanyakan pada ayahku tentang hal itu, ‘Rasulullah saw mengatakan bahwa mereka semua dari golongan Quraisy,’ jawabnya’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Al-Mu’jam Al-Kabir oleh Thabrani juz 2)
.
Dalil 12 Imam adalah Dari Bani Hasyim
Hadis-hadis tentang 12 imam adalah sahih dan mutawatir, mereka semua dari golongan Quraisy. Sekarang dari bani apakah mereka?
Jabir berkata, “Aku dan ayahku berada di hadapan Rasulullah saw ketika beliau bersabda, ‘Akan ada 12 khalifah setelahku.’ Kemudian beliau memelankan suaranya. Aku bertanya pada ayahku apa yang dikatakan oleh Rasulullah saw dengan pelan. Ia menjawab bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Mereka semua berasal dari Bani Hasyim!’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Al-Qunduzi Al-Hanafi dalam kitabnya Yanabi’ Al-Mawaddah, Maktabah Ibnu Taymiyah)
Siapakah 12 Imam Itu?
Siapakah mereka (Imam 12)? Keluarga suci (Ahlulbait) Nabi? Sahabat Nabi? Berikut ini adalah dalil-dalil Sahihnya dari kitab-kitab Ahlussunnah.
Dari Ibnu Abbas, “Rasulullah saw bersabda, ‘Barangsiapa ingin hidup dan mati sepertiku dan ditempatkan di surga ‘Adn yang diciptakan Allah, maka harus mengikuti Ali dan penerusnya dan para imam setelahku, karena mereka adalah Ahlulbaitku. Mereka diciptakan dari tanahku dan diberikan pengetahuan. Kesengsaraan bagi orang yang menolak derajat ketinggian mereka. Kesengsaraan bagi orang yang menolak hubungan mereka dengaku. Semoga Allah mencabutnya dari syafaat mereka’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Hilyat Al-Awliya juz 1)
Abu Sa’id al-Khudri berkata, “Rasulullah saw menyelesaikan shalat yang pertama bersama kami, kemudian membalik badan menghadap kami dan bersabda, ‘Wahai para sahabatku, Ahlulbaitku di sisimu adalahseperti perahu Nuh dan gerbang Tobat. Maka setelahku, berpegang teguhlah pada Ahlulbaiku, pengikut kebenaran dan keturunanku. Dan pasti kalian tidak akan tersesat’ beliau di tanya,’Wahai Rasulullah, ada berapa jumlah imam setelahmu?’ Beliau menjawab, ‘Mereka berjumlah 12 dari Ahlulbaitku’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : HR. Al-Hakim dalam kitabnya Al-Mustadrak Ash-Shahihain, juz 2, Al-Hakim berkata hadits ini Sahih; Musnad al-Firdaus)
Seorang Yahudi memanggil Na’tsal untuk datang menemui Rasulullah saw dan berkata, “Wahai Muhammad! Aku memiliki beberapa pertanyaan yang telah lama kusimpan. Jika engkau dapat menjawabnya, maka aku akan mameluk Islam dengan pertolonganmu.” Rasulullah saw bersabda, “Wahai Abu Amarah! Engkau dapat menanyakannya padaku!” Ia bertanya, “Wahai Muhammad! Bertahukanlah kepadaku penerus-penerusmu, karena tidak ada Rasul tanpa penerus.” Rasulullah saw menjawab, “Penerusku adalah Ali bin Abi Thalib dan setelahnya adalah kedua cucuku Al-Hasan dan Al-Husain, yang setelahnya akan ada 9 imam dari keturunan al-Husain yang datang secara berurutan.” Kemudian Yahudi itu berkata, “Sebutkan nama-nama mereka, wahai Muhammad!” Rasulullah saw menyatakan, “Setelah al-Husain akan ada putranya Ali (Zainal Abidin), setelahnya Muhammad (Al-Baqir), setelahnya Ja’far (Ash-Shadiq), setelahnya Musa (Al-Kazhim), setelahnya Ali (Ar-Ridha), setelahnya Muhammad (Al-Jawad) setelahnya Ali (Al-Hadi), setelahnya Hasan (Al-Asykari) dan setelah Hasan putranya Hujjah Muhammad Al-Mahdi. Maka jumlah mereka ada 12 imam.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Al-Qunduzi al-Hanafi dalam kitabnya Yanabi’ al-Mawaddah)
PERLU DIGARIS BAWAHI Hadis 12 khalifah dari ahlulbait Nabi SAW SEMUA ITU ADALAH HADITS DARI KITAB-KITAB SUNNI, jadi siapa yang berpegang pada Sunnah ?? bagaimana lagi kalian mau menolaknya?
Bagaimana kita tidak heran terhadap mereka itu yang membanggakan
diri sebagai Ahlussunnah, padahal mereka telah meninggalkan yang
berharga yakni Kitabullah dan keluarga Rasul betapapun mereka sendiri
telah meriwayatkan hadis tersebut dan menshahihkannya…?
.
Sesungguhnya mereka itu tidak berpegang baik pada Al-Qur’an maupun
pada keluarga Rasul, sebab dengan meninggalkan keluarga Rasul yang suci
itu berarti mereka telah meninggalkan Al-Qur’an, karena hadis yang mulia
menetapkannya bahwa Al-Qur’an dan keluarga Rasul itu tidak pernah
berpisah selama-lamanya, sebagaimana Rasulullah telah menyatakan hal itu
dengan sabdanya: “Tuhan Yang Maha Halus lagi Maha Sadar telah
memberitahukan padaku bahwa keduanya yakni Aal-Qur’an dan keluarga Rasul
tidak akan pernah berpisah sehingga menemui aku di telaga surga.”(Imam
Ahmad dalam Musnad-nya, V, hal. 189, dan al-Hakim dalam Mustadark, III,
hal. 148 dan ia menyatakan shahih menurut syarat Bukhari Muslim.)
Masalah Kekhalifahan adalah masalah yang sangat penting dalam Islam.
Masalah ini adalah dasar penting dalam penerapan kehidupan keislaman,
setidaknya begitu yang saya tahu .
Kata Khalifah sendiri menyiratkan makna yang beragam, bisa sesuatu
dimana yang lain tunduk kepadanya, sesuatu yang menjadi panutan, sesuatu
yang layak diikuti, sesuatu yang menjadi pemimpin, sesuatu yang
memiliki kekuasaan dan mungkin masih ada banyak lagi
Saat Sang Rasulullah SAW yang mulia masih hidup maka tidak ada alasan untuk Pribadi Selain Beliau SAW untuk menjadi khalifah bagi umat Islam. Hal ini cukup jelas kiranya karena sebagai sang Utusan Tuhan maka Sang Rasul SAW lebih layak menjadi seorang Khalifah. Sang Rasul SAW adalah Pribadi yang Mulia, Pribadi yang selalu dalam kebenaran, dan Pribadi yang selalu dalam keadilan. Semua ini sudah jelas merupakan konsekuensi dasar yang logis bahwa Sang Rasulullah SAW adalah Khalifah bagi umat Islam.
Lantas bagaimana kiranya jika Sang Rasul SAW wafat? siapakah Sang Khalifah pengganti Beliau SAW? Atau justru kekhalifahan itu sendiri menjadi tidak penting. Pembicaraan ini bisa sangat panjang dan bagi sebagian orang akan sangat menjemukan. Dengan asumsi bahwa kekhalifahan akan terus ada maka Sang khalifah setelah Rasulullah SAW bisa berupa
Dari Zaid bin Tsabit RA yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda“Sesungguhnya Aku telah meninggalkan di tengah-tengah kalian dua Khalifah yaitu Kitab Allah yang merupakan Tali yang terbentang antara bumi dan langit, serta KeturunanKu Ahlul BaitKu. Keduanya tidak akan berpisah sampai menemuiKu di Telaga Surga Al Haudh. (Hadis Ini diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam Musnad Ahmad jilid 5 hal 182, Syaikh Syuaib Al Arnauth dalam Takhrij Musnad Ahmad menyatakan bahwa hadis ini shahih. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir jilid 5 hal 154, Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid jilid 1 hal 170 berkata “para perawi hadis ini tsiqah”. Hadis ini juga disebutkan olehAs Suyuthi dalam Jami’ Ash Shaghir hadis no 2631 dan beliau menyatakan hadis tersebut Shahih.)
Hadis di atas adalah Hadis Tsaqalain dengan matan yang khusus menggunakan kata Khalifah. Hadis ini adalah hadis yang Shahih sanadnya dan dengan jelas menyatakan bahwa Al Ithrah Ahlul Bait Nabi SAW adalah Khalifah bagi Umat islam.Oleh karena itu Premis bahwa Sang Khalifah setelah Rasulullah SAW itu ditunjuk dan diangkat oleh Rasulullah SAW adalah sangat beralasan
Selamat menempuh ujian Allah SWT !!!Saat Sang Rasulullah SAW yang mulia masih hidup maka tidak ada alasan untuk Pribadi Selain Beliau SAW untuk menjadi khalifah bagi umat Islam. Hal ini cukup jelas kiranya karena sebagai sang Utusan Tuhan maka Sang Rasul SAW lebih layak menjadi seorang Khalifah. Sang Rasul SAW adalah Pribadi yang Mulia, Pribadi yang selalu dalam kebenaran, dan Pribadi yang selalu dalam keadilan. Semua ini sudah jelas merupakan konsekuensi dasar yang logis bahwa Sang Rasulullah SAW adalah Khalifah bagi umat Islam.
Lantas bagaimana kiranya jika Sang Rasul SAW wafat? siapakah Sang Khalifah pengganti Beliau SAW? Atau justru kekhalifahan itu sendiri menjadi tidak penting. Pembicaraan ini bisa sangat panjang dan bagi sebagian orang akan sangat menjemukan. Dengan asumsi bahwa kekhalifahan akan terus ada maka Sang khalifah setelah Rasulullah SAW bisa berupa
- Khalifah yang ditunjuk oleh Rasulullah SAW
- Khalifah yang diangkat oleh Umat Islam
Dari Zaid bin Tsabit RA yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda“Sesungguhnya Aku telah meninggalkan di tengah-tengah kalian dua Khalifah yaitu Kitab Allah yang merupakan Tali yang terbentang antara bumi dan langit, serta KeturunanKu Ahlul BaitKu. Keduanya tidak akan berpisah sampai menemuiKu di Telaga Surga Al Haudh. (Hadis Ini diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam Musnad Ahmad jilid 5 hal 182, Syaikh Syuaib Al Arnauth dalam Takhrij Musnad Ahmad menyatakan bahwa hadis ini shahih. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir jilid 5 hal 154, Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid jilid 1 hal 170 berkata “para perawi hadis ini tsiqah”. Hadis ini juga disebutkan olehAs Suyuthi dalam Jami’ Ash Shaghir hadis no 2631 dan beliau menyatakan hadis tersebut Shahih.)
Hadis di atas adalah Hadis Tsaqalain dengan matan yang khusus menggunakan kata Khalifah. Hadis ini adalah hadis yang Shahih sanadnya dan dengan jelas menyatakan bahwa Al Ithrah Ahlul Bait Nabi SAW adalah Khalifah bagi Umat islam.Oleh karena itu Premis bahwa Sang Khalifah setelah Rasulullah SAW itu ditunjuk dan diangkat oleh Rasulullah SAW adalah sangat beralasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar